Kamis, 22 Oktober 2009

Inglorious Basterds: there will be blood!

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Yup! Itu peringatan buat yang berniat nonton film ini. Buat yang udah pernah nonton Kill Bill atau film Tarantino lainnya mungkin udah punya gambaran kayak gimana tuh darah-darah bermuncratan. Buat yang belum pernah nonton film-filmnya Tarantino saya sarankan jangan tonton film ini dulu. Cari DVD salah satu filmnya (film karya Tarantino belum banyak kok), tonton dulu di rumah, kalau sepanjang film kamu mulai merasa bingung ”kenapa begini, kenapa begitu, maksudnya apa”; maka saya sarankan kamu membatalkan niat menonton film ini di bioskop.

Sebenarnya plot film ini nggak jauh beda sama film-film Tarantino sebelumnya. Selalu ada potongan cerita-cerita pendek dengan karakter berbeda dan semua potongan itu menyatu di bagian akhir film. Inti ceritanya: killing Nazis. Caranya? Itu dia. Tonton aja deh yaa... nggak usah tanya-tanya kenapa ininya begitu, kenapa itunya begini sama teman nonton kalian. Karena itu sungguh genggessssss penonton di sebelah kalian.
Diantara cipratan darah dan sayatan kulit kepala, saya terkagum-kagum oleh aktingnya Christoph Waltz pemeran Kolonel Landa. Licik, manipulatif, berdarah dingin, nyebelin, bermuka dua, semua karakterk antagonis ini dibawakan dengan cara yang elegan. Saya kasih 5 bintang khusus aktingnya om Christoph ini!


” Each and every man under my command owes me one hundred Nazi scalps... and I want my scalps!”

Senin, 19 Oktober 2009

The Boat that Rocked

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Bayangkan film Titanic. Dalam versi komedi buatan Inggris. Gantikan Leo dan Kate dengan sekumpulan pria penyiar radio rock n’ roll dan seorang tukang masak perempuan lesbian. Lupakan suara Celine Dion yang mendayu. Rolling Stones, Eurhytmics dan sejumlah legenda rock n’ roll berseliweran mengiringi film ini. Bukan tahun 1902 ini tahun 1966. Tahun terbaik dalam sejarah musik pop dan rock n’ roll.

Di tahun itu juga pirates radio berkembang pesat di Inggris. Ini karena radio resmi di sana nggak banyak memutar lagu rock n’ roll. Pada masa itu pemerintah sana anti berat dengan ”musik berisik beraliran sesat” ini. Radio Rock salah satu pirates radio yang ngetop di kalangan anak muda. Stasiun radio mereka ada sebuah kapal laut yang “nangkring” di tengah laut. Seorang anak muda bernama Carl mengajak kita berkenalan dengan para crew radio. The Count yang nyentrik, midnight Mark yang seksi, supers Simon yang lugu dan melankolis, late night Bob yang penyendiri, Gavin yang ”dewanya” DJ radio rock n’ roll. Kehidupan di atas kapal itu sungguh surganya rock n’ roll. Full musik-musik keren 24 jam sepanjang tahun, para penyiarnya digilai seluruh cewek di sana. Sayangnya, hari bahagia mereka segera berakhir. Pemerintah mengesahkan undang-undang kelautan baru yang intinya mematikan siaran pirates radio di Inggris. Radio Rock pun harus berhenti siaran dan berpisah sama para pendengar setia mereka. Hey...ini cerita rock n’ roll, nggak mungkin kan mereka menyerah begitu saja hanya karena satu peraturan konyol? Satu lagi perbedaan film ini dari Titanic, film ini berakhir bahagia tanpa ada yang mati kedinginan di laut.

Buat penggemar rock n’ roll sejati wajib hukumnya nonton film ini! Rock on!


"You know, if God were a DJ he’d be on this station!"