Senin, 22 Mei 2006

Bread & Breakfast

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: American
Location:Kemang Raya, seberang KFC
Bukan! Ini bukan toko roti. Ini resto pada umumnya. Pertama kali yang bikin gue tertarik makan di sini adalah gambar roti logonya buat gantiin huruf “a” pada kata “bread”. Secara gue pecinta roti gituu...

Tambah excited lagi setelah tahu di tempat ini jual PANCAKE!!! Hu-huuu!! Dari minggu kemaren tuh gue sama Cumi pengeeeenn...banget makan pancake yang endang tralala dengan maple syrup yang bleleran. Dan akhirnya kesampean! Senangnya.... Satu porsi pancake isinya 3 susun. Gue pesen yang ada chocolate chips-nya, Cumi & istrinya pesen yang pake es krim (maap lupa nama2nya “resmi”-nya ;) Maple syrup-nya all you can “tuang”, dikasih satu botol bebas tuang sesuai selera. Yummy2! Tidak mengecewakan lah...walau b’harap pancakenya bisa 5 susun hehehehehe.
Keuntungannya nih kalo pergi makan rame2 kita bisa saling icip-icip makanan. Gue nyicip wafflenya Yollie, enak dan garingnya pas. Sandwichnya Amel yang isi daging (duuh...lupa lagi namanya!), tebel dan empuk kayak dagingnya blenger. Burgernya Ricky juga enak dan ”nggak sepi” karna udah sekalian dapet french fries. Buat nyemil-nyemil, coba pesen ”goreng2an” deh (french fries dkk mangsudnya), makannya bisa dicocol pake keju.
Gue pesen minumnya Pink Panther (campuran melon, leci dan strawberry) segerrr...

Harga makanan sekitar Rp 19-45 ribu, pake’ tax 15%. Kalo hari Senin-Kamis buka dari jam 10-23, Jum’at-Minggu dari jam 7 pagi sampe 3 dini hari.

Jumat, 19 Mei 2006

Kemang Food Festival

Rating:★★★★★
Category:Other
Daku sudah jatuh cinta sama tempat ini walau katanya belum resmi dibuka. Tempat berkumpulnya aneka jajanan di daerah Kemang, sebelah Opi’s Kebab, bekas area skate park. Tempatnya outdor dengan meja2 berpayung, enak buat kumpul2 ato arisan. Waktu ke sana baru sedikit gerai yang buka, ada Chubby Burger, Raja Bubur, Sate Dombrut, rice burger, dan beberapa makanan lainnya yang gue lupa namanya. Bakal buka lagi, Roti Bakar Edi & Oh La La Cafe. Duuh..can’t wait neh, pasti bakal makin seru deh!

”Pemandangannya” tak perlu diragukanlagi...menyegarkan! Hehehehehe. Nilai plus tempat ini yang bikin gw tambah excited adalah fasiltas toilet keringnya udah kayak standard di mall.

Rabu, 17 Mei 2006

MI:III dan mas Tom yang over-exposed

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Kenapa ya susah sekali nyari teman yg mau nonton film ini? Apakah semua sudah bosen liat mas Tom beraksi gara2 dia udah over-exposed sejak pacaran dan punya anak sama Katie Holmes? Apakah masih pada trauma b’campur shock melihat mas Tom “jejingkrakan” nggak karuan di sofanya tante Oprah taon kemaren? Ato jangan2 pada eneg sama gaya over-excited si Katie waktu di MTV Movie Award setaon lalu? Tau’ deh… Kalau gue sih penasaran aja, kenapa nih film masih laku padahal jilid 2-nya kurang oke.
Berkat Gita & Andri akhirnya gue punya teman nonton neh film. Formulanya masih sama, ada misi rahasia yang impossible, kejar2an, tembak2an, peralatan ”cenggih”, adu taktik yang diakhiri dengan kemenangan si jagoan. Kali ini actionnya lebih intens, lebih ”greget”, nggak bikin gue ngantuk kayak waktu nonton MI:2. Hebat dah! Sangat menghibur.

Sebenarnya gue udah mulai bosen liat Tom Cruise maen film action mulu. Terakhir dia maen di War of The World. Aktingnya jadi gitu-gitu aja, datar.
Faktor over-exposed itu bisa jadi masalah juga. Karena keseringan lihat berita ”Tom-Kat” di tv or tabloid, gue jadi nggak bisa benar2 masuk ke karakter yang dia bawain. Yang gue ”lihat” itu ya....Tom Cruise yang seleb bukan seorang Ethan Hunt yang agen rahasia. Sama halnya waktu gue nonton “The Aviator”. Gue tahu aktingnya Leo di situ bagus…tetapi di situ gue masih liat Leo yang seleb. Beda waktu nonton film Ray, gue bisa liat Jamie Foxx di situ benar2 menjelma jadi Ray Charles. Mungkin karena gue nggak terlalu kenal juga sama sosok Jamie Foxx. Mmmhh...mungkin ada baiknya juga kita cuma tau sedikit kehidupan pribadi para aktor itu biar bisa lebih menikmati akting mereka di film.
Sekarang gue jadi ngerti kenapa Nicholas Saputra paling jutek kalau ditanya2 masalah pribadi...Dia hanya ingin kita bisa masuk ke setiap karakter yang diperankan tanpa harus ngeliat Nicholas Saputra yang seleb itu lhooo....

Pesan terakhir: Mas Tom, spertinya sudah saatnya dirimu maen film drama lagi dan membuat para wanita termehe-mehe sperti dulu lagi. Siapa tau kalau ada MI 4, misi impossiblenya adalah Ethan Hunt menyelamatkan anaknya dari jeratan narkoba (waduh! asaaaalll!!).
Nico...kapan ya bisa recording bareng? Hihiihihi. Dan gue...spertinya harus mengurangi nonton infotainment neh :p

Kamis, 11 Mei 2006

Home – Michael Buble



Another summer day
Is come and gone away
In Paris and Rome
But I wanna go home
Mmmmmmmm


Maybe surrounded by

A million people I

Still feel all alone

I just wanna go home

Oh I miss you, you know



And I’ve been keeping all the letters that I wrote to you

Each one a line or two

“I’m fine baby, how are you?”

Well I would send them but I know that it’s just not enough

My words were cold and flat

And you deserve more than that



Another aerorplane

Another sunny place

I’m lucky and I know

But I wanna go home

Mmmm, I’ve got to go home



Let me go home

coz’ I’m just too far from where you are

I wanna go home



And I feel just like I’m living someone else’s life

It’s like I just stepped outside

When everything was going right

And I know just why you could not

Come along with me

But this was not your dream

But you always believe in me



Another winter day has come

And gone away

And even Paris and Rome

And I wanna go home

Let me go home



And I’m surrounded by

A million people I

Still feel alone

Oh, let me go home

Oh, I miss you, you know



Let me go home

coz’ I’ve had my run

Baby, I’m done

I gotta go home

Let me go home

It'll all be all right

I’ll be home tonight

I’m coming back home






Rabu, 10 Mei 2006

Subtitles DVD - Dharmawangsa Square

Rating:★★★★★
Category:Other
Rental DVD bisa, nonton film di theater room bisa banget.
Walau letaknya di basement parkiran Dharmawangs Square, tempatnya nyaman banget, mas2/mbak2-nya ramah dan bersahabat. Ada sofa empuk buat leyeh2 sambil nyari DVD. Mereka juga punya computer directory buat search sendiri DVD yang mau kita pinjem. Koleksi filmnya beragam. Ada film-film popular made in Hollywood, Eropa, Asia, indie, film Indonesia juga ada. Genrenya dari drama, comedy/chick flick, action thriller, war/documentary, musical, animation. Koleksi DVD film seri TV-nya lumayan lengkap lho dari masa ke masa, kayak Seinfeld, The X-Files, Gilmore Girls, Little House on the Praire, Arrested Development dll.
Asyiknya neh di Subtitlles kita bisa nemuin film2 yang lumayan langka beredar di pasaran DVD original atopun bajakan. Gue pernah nyari2 DVD Studio 54 di Ratu Plaza dan Ambassador dan nggak sukses…ktemunya yah di Subtitles ini.Kalo nggak sempat nonton Jiffest, nyewa aja lah di Subtitles. Rata2 film yang diputer di sana ada juga di Subtitles. Sekedar saran aja sih, usahain pinjem film yang jarang ada di pasaran. Film2 Asia (slain horror yah) ato Italia bisa dicoba. Mangsudnya sih biar nggak kepatok nonton film Hollywood mulu gituuu…

Sistem rental di sini cukup fleksibel. Kita bisa pilih sendiri bayaran per bulannya berapa. Ini nanti ngaruh ke jumlah DVD yang bisa kita pinjam bisa 2 ato 4 sekali pinjem. Nggak kayak rental biasa yang nentuin jumlah DVD sama dengan jumlah hari peminjaman, di sini kita dikasih jangka waktu maksimal 2 minggu stiap minjem berapapun jumlah DVD yang kita pinjem. Bisa diperpanjang kalo kita blom selesai nonton ato nggak sempat ke sana buat balikin (biar nggak kena denda karna telat).

Nah…andalannya Subtitles neh adalah theatre room-nya yang 3 biji itu. Satu ruangan bisa nampung 6-8 orang. Duduk di sofa empuk, sambil ngopi, ngeteh, nyemil2, atau bisa order makanan dari resto yang ada Dharmawangsa Square. Filmnya bisa kita pilih sendiri dari koleksi yang ada di situ. Disarankan sebelum nonton mendingan booking by phone dulu deh soalnya jadwalnya suka padat terutama kalo hari Jum’at.
Bayar nggak? Ya…iya dong! Kecuali jenis keanggotaan kita platinum baru bisa gratis. Sistem bayarnya bukan per orang kok, tapi per sekali nonton, per ruangan. Kalo anggota biasa sekitar Rp 60 ribu sekali nonton. Nah…kalau kita nontonnya berenam bisa saweran bareng jatuhnya jadi murah kan?
Kalau nggak jadi anggota bisa nonton di Subtitles nggak? Masih bisa….tarifnya aja yang beda. Atau kita bisa juga minjem nama teman yang udah jadi anggota di situ (asal minta izin dulu kali ye sama yang punya nama).
Slamat nyewa…selamat nonton!

*versi editannya udh nongol di ad-diction baru*

Senin, 08 Mei 2006

Artikelnya Samuel Mulia di Kompas Minggu



Bacaan hari Minggu paling asyik
adalah kolomnya Samuel Mulia di harian Kompas. Ringan, menarik, ”ngota”,
nyinyir bikin nyengir sambil mikir, ”iya, bener juga ya”. Gue udah jatuh cinta
sama gaya tulisan om Samuel ini sejak baca rubrik NB di majalah A+. Ini gue
posting tulisannya di Kompas Minggu kemaren (7/05).
Gue setuju banget sama paragraf terakhirnya. Selamat nyengir



--------------------------------------------------------------------------------------------------------



Baju Pengantin



Oleh Samuel Mulia

Penulis mode dan gaya hidup
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0605/07/urban/2628708.htm

------------------------------


Beberapa bulan lalu saya hadir di acara peragaan busana pengantin

karya Biyan. Ini kali pertama saya duduk untuk melihat gaun-gaun yang

senantiasa diimpikan setiap perempuan. Katanya, gaun pengantin

diharapkan hanya dipakai sekali saja, dan amit-amit seumur hidup tak

perlu memakainya lagi. Saya tak tahu pendapat Elizabeth Taylor

mengenai hal yang satu ini.


Sambil menyaksikan karya Biyan malam itu, saya mengatakan kepada

seorang editor mode majalah kondang yang kebetulan duduk di sebelah

saya bahwa menjadi perempuan itu sungguh sebuah keberuntungan. Mereka

memiliki kesempatan bisa memakai pakaian segala rupa, warna dan

bentuk. Belum lagi bicara soal sepatu dan tas.


Maka, sering saya merasa terenyuh melihat seorang perempuan

berpakaian sekadarnya saja, yang penampilannya di nomorduakan dan tak

menikmati anugerah yang besar itu. Bayangkan, di luar pakaian yang

khusus ditujukan untuk perempuan, mereka masih bisa memakai celana

panjang seperti celana panjang pria.


Sementara Sharon Stone terlihat memikat dengan kemeja pria di ajang

Oscar, teman perempuan saya malah memakai jam tangan laki-laki yang

lebih besar dari lengannya. Semua itu tidak mengundang orang untuk

mengatakan mereka banci.


Mau jadi perempuan


Saya? Jangankan pakai jam tangan perempuan apalagi mau mengenakan rok

bawah berlipit, atau long dress, saya mungkin harus demikian

menderitanya dikatakan banci. Dan siulan-siulan meleceh, "Aiiii… mau

ke mana tante."


"Memang elo mau jadi perempuan?" kata editor mode itu. Saya cuma bisa


tersenyum. Masalahnya bukan soal mau jadi perempuannya, melainkan

ingin kesempatan punya kehidupan lebih "berwarna" melalui pakaian

yang saya kenakan.


Banyak teman perempuan saya sudah seperti pungguk merindukan gaun

pengantin, termasuk saya. Merindukan memakai gaun pengantin

maksudnya. Masalahnya kami tak punya seseorang yang mau diajak kawin.


Seorang teman perempuan malah sudah siap menikah sejak lulus kuliah

dan sudah memasang ancang-ancang mengenai calon suami. Ia mengatakan,

kalau pasangannya kaya, ia ingin memesan gaun pengantin di Carolina

Herrera. Kalau sama sekali tak kaya, tak perlu pakai apa-apa. Lha

wong tak punya uang. Menurut dia, nanti calon suaminya malah stres

harus utang gaun pengantin. Saya membayangkan di depan altar

pasangannya dengan lantang mengucapkan I do. Maksud saya, Yes I do,

saya ngutang.


Berani mencintai?


Gaun pengantin memang mudah dipesan, sementara pasangan hidup sudah

dipesan ke beberapa teman, delivery tak kunjung datang. Mungkin sudah

keburu termakan teman. Teman yang satu menyeletuk, "Mesen pizzaaaa…

kali."


Karena saya juga lajang—dan pernah jalang—dan kini sudah mulai lapuk

dimakan rayap, saya juga sempat deg-degan sebab masih sendiri. Saya

juga ingin memakai baju pengantin, masak cuma pakai setelan jas ke

ruang rapat dan memakai setelan resmi ke acara hajatan perkawinan

orang lain.


Seorang teman menyarankan agar saya mencari pasangan di perkumpulan

para single. Ia sendiri sudah lama menjadi anggota di beberapa

perkumpulan para lajang meski selama ini nasib baru memberinya

kesempatan keluar masuk. Maksud saya, keluar single, masuk single.


Ternyata susahnya setengah mati mencari pasangan, terutama yang mau

setia menjadi pasangan hidup, dan bukan pasangan yang bertahan sampai

saat sale di Gucci berakhir. Persaingan cukup ketat sekarang ini

seperti susahnya jualan mobil.


"Ya nek, saingan kita sekarang enggak cuma perempuan, tapi gay juga,"


kata teman perempuan saya. Harus saya akui, beberapa teman pria saya

menikah dengan perempuan, tetapi punya "istri simpanan" berjakun

juga.


Beberapa waktu lalu teman saya berteriak-teriak di telepon sebab

suaminya angkat kaki dari rumah untuk seorang perempuan yang sama

tuanya, tetapi membuat si suami merasa bahagia. Sang suami

mengatakan, dia ingin mencari kebahagiaan. Saya heran ada orang yang

mencari kebahagiaan di luar rumah, lha wong kebahagiaan selalu mulai

dari dan berakhir dalam diri sendiri. Mungkin ia lupa dirinya

sendiri.


Saya mengingat komentar Bams dari grup Samson yang diwawancarai

sebuah stasiun televisi. Ia mengatakan, bila seseorang berani

mencintai, ia juga harus berani menerima hal menyakitkan. Saya

setuju. Saya berani mencintai, maka saya harus berani tersakiti saat

menunggu waktu datangnya pasangan saya. Saat saya harus menunggu

waktu yang tepat mengenakan blacktie pada hari istimewa itu dan

mengatakan dengan siap luar dalam, I do.

Itu sama dengan keberanian saya
mengalami menjadi bayi, remaja,

dewasa, kehilangan keperjakaan, dan kemudian tua serta berkerut.

Kalau saya berani dan senang jadi remaja dengan wajah sekencang

kemeja yang baru di-laundry, mengapa saya tidak berani untuk menjadi tua dan
menghilangkan kerut yang berserakan di seputar wajah? Saya mestinya bersyukur
bisa secara lengkap melalui setiap tahap kehidupan manusia
(true, so, so true!)


























Jumat, 05 Mei 2006

Kedai 3 Nyonya

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:TI Square, Tebet
Bilangnya jenis makanan di sini Indonesia Peranakan. Menu2 standard kayak sop buntut atau nasi goreng udah pasti ada lah. Variasi menu nasi gorengnya cukup beragam, ada terasi, sawi, ada juga nasi goreng beras merah. Pertama kali ke sana gue nyobain nasi goreng beras merah-nya, rasanya sama aja kayak nas-gor pada umumnya. Excited-nya karena beras merah itu lah!
Masakan santan based di sini bumbunya berasa banget! Cobain deh Laksa Penang, mantap dan pedas2nya pas! Lontong sayurnya okeh juga walau nggak agak kemanisan buat gue. Untuk nyemil2 order talas goreng yg tampilannya french fries look-alike. Harganya cukup b’sahabat kalau awal bulan (makanan + Rp 25 ribu ke atas, minuman + Rp 10 ribu ke atas).
Siap ngeces kalo liat tampilan es campur dan kawan2 sebangsanya. Gue nyobain es campur sirsak yang diorder Myrna, uuuhh…seger dan sirsaknya tebel! Kalau lagi nggak enak badan pesan deh wedang ronde, hangat menyegarkan :P.
Setting restonya dibuat kayak rumah jaman dulu gitu. Jendela kayu, foto2 jadul, taplak meja putih kayak punya nenek kita dulu.

Rabu, 03 Mei 2006

numpang triak



EEEERRRRRRRRGGGGGGGGHHHHHHHHH!!!!!!!


gimana mau bikin kata2 menyejukkan kalau hati, pikiran, perasaan lagi panas mendidih!!!


Senin, 01 Mei 2006

Burger Cooker

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: American
Location:Jl. KH Ahmad Dahlan (bekas toko peselera ACI)
Burger Cooker

Ada apa dengan Jl. Ahmad Dahlan? Kenapa banyak banget tempat makan enak di situ!!! Burger pula!
Tadinya gue pikir menunya bakalan sama aja kayak Blenger dan Aussy eeh…t’nyata gue salah. Di sini ada menu burger isi banana choco cheese and peanut butter (!) Dimakannya bareng es krim vanilla sbagai pengganti saos-sambal. Rasanya? Hihihi…lucu! Kakak gue mesen chicken burger, enak juga kok. Grill-nya kerasa. Yang American Classic juga oke, sayang aja dagingnya kurang tebel. Rotinya nggak seempuk Aussy or Blenger.
Yang enak kalau kita dine-in harganya udah satu paket sama french fries (skitar Rp 10 ribu-an ke atas). Karena gue pesan yang isi banana, dapetnya es krim. Kalau dibawa pulang harganya jadi lebih murah karena nggak dapat french fries. Pilihan minumannya lebih variatif. Soft drink (ada rotbeer juga lho!), milk shakes, fresh juice (ada strawberry!) dll. Selain burger di sini juga ada menu steak.
Kalau di sini konsepnya udah resto, tempat duduknya lebih banyak dan lebih nyaman dibanding Blenger ato Aussy. Patut dicoba deh!

Aussy Burger

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: American
Location:Jl. KH. Ahmad Dahlan
Logonya mirip sama Burger King. Buat alternatif tempat makan burger selain Blenger yang makin hari makin rame nggak ketulungan. Okay, secara sadar, saat makan di sini pasti bakal banding2in sama Blenger. Dari ukuran rotinya sih lebih gede di sini. Mayonaisenya masih kurang banjir. Dagingnya lumayan enak walau kurang tebel dan kurang nge-grill dibanding Blenger. Pilihan menunya juga sama aja, beef burger, cheese burger, hot dog, cheesy dog. Bedanya di sini ada dua pilihan french fries (barbeque sama…apa gitu gue lupa! :p).
Tempatnya di jalan Ahmad Dahlan, deket lampu merah perempatan Radio Dalam-Gandaria-jalan Pela, satu parkiran sama salon Talents T2. Waktu ke sana kira2 jam stengah 8 malem nggak terlalu rame sih, jadi nggak nunggu lama. Tempat duduknya agak lebih nyaman daripada di Blenger Lamandau. Meja-mejanya bisa kita arrange kalau datang rame2. Range harganya dari Rp 9500 sampe Rp 15 ribu-an.