
Rating: | ★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Drama |
Ia pun menikmati setiap siraman kehangatan Lewis. Hingga pada suatu momen Lisa merasa semua itu terlalu sempurna. Dengan tergesa ia campakkan kelopak cinta Lewis yang nyaris sempurna.
Duuh...film ini punya potensi besar jadi film menye2 mengaduk2 emosi wajib tonton layaknya film2 Meg Ryan. Dari judulnya aja udah kecium aroma romantisnya. Tokoh Lewis si pemilik toko bunga, kebun mawar di atap apartemen Lewis, sterling rose lavender yang memenuhi apartemen Lisa...semua itu harusnya bisa lebih greget lagi.
Dialognya terlalu standar, akting Mary Stuart Materson terlalu hambar, alur ceritanya terlalu datar.
Sepanjang film gue menanti dialog2 njlep yang ”quote-worthy” (halah! Istilah apa pula ini) namun sampai film usai dengan happy ending nggak muncul juga tuh!
Padahal saat nonton film ini gue mengharapkan sensasi yang sama seperti waktu mendengarkan ”Bed of Roses”-nya Bon Jovi. *sigh*
”i wanna lay...you down on a bed of roses.For I...I sleep on a bed of nails...”
(ya karena tak ada dialog yang “quote-worthy”, kita sing along aja yeee...)
huhuhu... impian yang belum pernah terwujudkan. someday it will. anyway, anyhow.
BalasHapusmaksud lo impian lay your wife on a bed of roses gitu? cuitcuitcuiiittt!!!
BalasHapus