Jumat, 27 April 2007

Gajah Mada - Perang Bubat

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Langit Kresna Hariadi
Buku Gajah Mada yang satu ini paling lama proses bacanya. Bukan karena tebalnya (justru ini paling tipis dibanding buku2 sebelumnya) melainkan gue sempat merasa jenuh dengan cerita diawal buku ini. Pas pertengahan buku gue baru merasa bersemangat lagi. Justru ini jadi buku yang paling seru (setelah buku pertama) dari seri Gajah Mada lainnya. Judulnya aja udah pake kata “perang” pasti serulah.

Pada buku ini diceritakan Majapahit sedang dalam puncak kejayaannya. Hampi semua wilayah di nusantara berada dalam kekuasaan Majapahit. Gajah Mada membuktikan sumpah yang diucapkannya belasan tahun lalu saat ia diangkat jadi mahapatih Majapahit. Satu yang mengganjal adalah kerajaan Sunda, tetangga terdekat Majapahit, yang masih belum mau bergabung di bawah Majapahit. Gajah Mada yang ambisius ingin menaklukan Sunda melalui jalan kekerasan. Namun ide ini ditentang oleh para ibu suri karena nenek moyang mereka masih ada keturunan Sunda. Apalagi mereka punya rencana menjodohkan putri raja Sunda, Dyah Pitaloka, dengan Hayam Wuruk, raja Majapahit saat itu.

Kalau jaman sekarang ada orang-orang yang begitu fanatik dengan sosok seseorang yang punya kharisma dan kekuasaan, mereka dengan plek ketiplek mengikuti apa saja kata sosok ini walalu kadang salah mengartikannya. Jaman Majapahit pun udah ada yang seperti itu. Gajah Mada punya pengikut fanatik yang menelan mentah-mentah apa yang dipikirkannya. Walau penerapannya sangat jauh dari yang diinginkan Gajah Mada.
Maka yang seharusnya perhelatan akbar sebuah perkawinan menjadi peperangan yang tak imbang. Calon mempelai wanita terkapar bersama para pengikutnya. Gajah Mada pun duduk tafakur di hadapan rajanya.

Lewat buku ini kita jadi sedikit tahu sosok lain Gajah Mada. Kalau pada buku-buku sebelumnya diceritakan tentang kehebatan sang mahapatih seperti, menumpas pemberontakan, menyusun strategi perang, di buku ini kita jadi tahu kalau sosok sehebat Gajah Mada itu bisa “selip” juga. Mungkin kalau pandangannya nggak sekaku itu terhadap terhadap peleburan kerajaan Sunda-Majapahit, perang Bubat bisa saja tak terjadi.
Konon, gara-gara perang ini, sampai sekarang kita nggak akan menemukan nama jalan Gajah Mada di Bandung.



“Dan, untuk apa memerintahkan lepada para penari bedaya untuk tetap berlatih dan berlatih menari? Haruskah geliat indah gerakan tari itu disuguhkan kepada Prabu yang sedang dililit duka?”

13 komentar:

  1. berapaan tuh ni harga bukunya?
    seru juga kayaknya.....kalo ga pinjem aja deh gw ke elo
    hehehehehehehe.....

    BalasHapus
  2. iya katanya gitu...
    saya juga tiap ke toko buku (manapun) buku-buku gajah mada ini selalu nampang paling depan...tapi saya memang belum beli sih...

    BalasHapus
  3. skitar Rp 40 ribu kyknya, udh lama sih belinya.
    Pungky, bole aja pinjem ama gw, sehari 40 ribu ya sewanya,hehehehe.

    BalasHapus
  4. padahal masih tebal juga kan ni ?

    ini kan kalo nggak salah ada tiga buku ya... gimana kalo ani ringkasin aja jadi sembilan halaman (masingmasing buku tiga halaman) ? pasti banyak yang seneng deh :)

    BalasHapus
  5. ada 4 buku yang udh aku baca. kayaknya mau keluar 1 lagi.
    wuaduh! berasa dapat tugas kuliah neh. jaraknya berapa spasi? font-nya Tahoma bole ya? font size-nya 12 ato 16? :D

    BalasHapus
  6. Aha, aku tahu, anisinam kan kalau dibalik Manis Ina, ya to?
    Oke, saya langit kresna hariadi singgah di sini, sekalian mau kasih tahu, tanggal 9 Juni akan ada bedah buku Gajah Mada V Madakaripura di Toko Buku Al Yahya Jalan Darmawangsa, esoknya tanggal 10 di Pesta Buku Indonesia, di Istora
    Manis Ina, tolong dong tinggalkan jejak DI candimurca@yahoo.com siapa tahu kamu berminat membaca naskah aslinya dan menyumbang komentar.
    Ada apa dengan Candi Murca? cari dengan Google,
    Salam semuanya.
    Langit KH ada di 08883368972

    BalasHapus
  7. wuah dikunjungi langsung sama penulisnya, senangnyaa :)
    Manisnya benar, tapi Ani-nya gak usah dibalik karena itu nama aku beneran. Aku udah mampir ke pesta buku di Istora hari Minggu kemarin, nanti aku sempatin datang yang di Dharmawangsa deh. Maksudnya toko buku Al Haya ya, pak? Yang di belakang Dharmawangsa Square itu kan?
    Candi Murca? Buku baru ya pak? Oke, nanti aku tinggalin jejak deh.
    Terima kasih udah mampir, pak Langit

    BalasHapus
  8. Hallo, penjualan CANDI MURCA I KEN AROK HANTU PADANG KARAUTAN sudah dimulai dari sekarang, jumlah halaman 832 akan terbit Akhir Juli atau awal Agustus dengan harga Rp 75000 sudah didiskon 25% sudah termasuk ongkos kirim ke alamat (melalui jasa pos, TIKI dlll) ke rekening antara lain :
    . BCA 2000282670
    . BRI 0021-01-044348-50-5
    . BNI46 0125721771
    . MANDIRI 143-00-0497600-5
    atas nama Suwandono SE, lebih jelasnya masuk ke www.langitkresnahariadi.com klik Panduan

    BalasHapus
  9. pak langit...saya kirim email ke candimurca@yahoo.com kok gak bisa ya? malah error.

    :
    66.196.97.250 failed after I sent the message.
    Remote host said: 554 delivery error: dd This user doesn't have a
    yahoo.com account (candimurca@yahoo.com)

    bolehkah saya kontak langsung ke hp? saya mau wawancara. kalau gak keberatan...

    BalasHapus
  10. ...saya sudah kirim email ke candimurca@yahoo.co.id... (dari candimurca.wordpress.com)

    ooo... dot ko dot ay di, tho! pantesan gak nyampe. tp sy tlp langsung aja ya pak :)

    BalasHapus
  11. cerita yang sangat sangat bagus.... membuat pembaca jadi pengen bacaaaaaaaa terus...............

    BalasHapus
  12. Wah..dikunjungin pak langit langsung euy,hebatnya....iya ni menurut gw juga dari lima buku gajah mada ini emang yang paling seruuuu....klo yang kelima kok rada2 nyinetron yah..tapi endingnya cukup membuat kaget sih...

    BalasHapus